Minggu, 04 Desember 2011

PORTAL RUMAH BELAJAR


“Pintu Untuk Belajar Tanpa Batas Waktu & Tempat”

                                 

Membicarakan pendidikan mungkin tidak akan pernah habis-habisnya. Yah, hal ini terjadi karena pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan. Setiap individu memiliki perspektif yang berbeda dalam mencari dan memperoleh pendidikan yang  efektif. Berbagai kendala, hambatan, perspektif ini membuat arah pendidikkan, khususnya di indonesia selalu berubah-ubah untuk mendapatkan solusi yang tepat. Pendidikan tidak lagi hanya menjadi perbincangan guru, pengamat pendidikan, dan seluruh jajaran kementerian pendidikkan dan kebudayaan nasional, pendidikan telah menjadi perbincangan hampir semua elemen masyarakat, terutama bagi mereka yang aware dan menginginkan perubahan, tentunya agar proses pendidikkan dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini, juga tidak luput dari perkembangan informasi dan teknologi yang begitu pesat. Bahkan dunia “pendidikan” dan “informasi dan teknologi” merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan secara mutlak. Di dalam pendidikan terdapat informasi dan membutuhkan teknologi sebaliknya, Informasi dan teknologi membutuhkan “pendidikan” dalam proses penyampaian dan penggunaannya. Berangkat dari sifat “mutualisme” yang terbentuk ini, perkembangan dalam dunia pendidikan juga sangat kental dengan  “teknologi”. Peranan teknologi ini dapat kita lihat dalam berbagai konsep E-Learning, Metode Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM), dan konsep-konsep lainnya. Teknologi ini, pada dasarnya bertujuan untuk mempermudah pembelajar, pengajar dan pendidikan itu sendiri dalam proses pendidikan.
Sebelum kita membahas lebih jauh peranan informasi dan teknologi dalam pendidikan, satu hal yang harus kita pahami bersama adalah istilah “teknologi pendidikan (TP)” bukanlah sesuatu yang selalu berkaitan dengan alat atau media elektronik seperti komputer, MP4, proyektor dan lain sebagainya. Berikut defenisi teknologi pendidikan menurut AECT (2004):

“Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources.”

Dari defenisi tersebut, Teknologi Pendidikan lebih dari sekedar perangkat keras (alat elektronik). TP juga terdiri dari desain dan lingkungan yang melibatkan pembelajar. Teknologi juga dapat terdiri dari segala teknik atau metode yang dipercaya efektif dalam proses belajar. Meskipun demikian, pada kesempatan ini saya lebih membahas tentang peranan informasi dan teknologi, khususnya internet dalam proses pembelajaran.
Dewasa ini, internet memang telah menjadi sorotan hampir seluruh elemen masyarakat. Mulai dari anak SD sampai kakek-nenek sekalipun tampaknya mulai aware dan “deman internet”. Meskipun, sampai saat ini dampak negatif internet tidak dapat diatasi, namun “Internet untuk rakyat” seolah-olah tetap menjadi salah satu solusi dalam permasalahan pendidikan di Indonesia. Hal ini dapat kita lihat di situs kementrian pendidikan dan Kebudayaan nasional (www.kemdiknas.go.id ). Berbagai tools yang berhubungan dengan dunia pendidikanpun dikemas menjadi pendidikan berbasis internet dalam situs tersebut, seperti adanya BSE (http://bse.kemdiknas.go.id/), e-dukasi (http://e-dukasi.net/),  mobile edukasi (http://m-edukasi.net/) dan lainnya. Situs ini pada dasarnya dikemas sedemikian rupa dalam rangka pengembangan pendidikkan dan memudahkan para guru dan siswa dalam mendapatkan bahan dan informasi seputar dunia pendidikkan.
Baru-baru ini, sebagai upaya meningkatkan layanan dan kebutuhan sumber belajar bagi peserta didik, Kementerian Pendidikan Nasional telah meluncurkan Program Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pembelajaran. Program ini merupakan portal Rumah Belajar yang bisa diakses melalui internet dengan alamat  http://belajar.kemdiknas.go.id/. Dari berbagai bentuk perkembangan TP saat ini, khususnya di indonesia, saya tertarik dengan Portal Rumah Belajar yang diluncurkan pada pertengahan tahun 2011 ini.


E-Learning dengan Portal Rumaha Belajar


Naidu (2006) menyatakan bahwa secara umum E-Learning merujuk pada penggunaan jaringan informasi dan teknologi komunikasi dalam proses belajar mengajar. Makna yang terdapat dalam kata E-Learning ini bersifat luas dan menggunakan perangkat elektronik sebagai media pembelajaran baik secara online maupun offline. Perangkat elektronik tersebut meliputi penggunaan komputer, internet, intranet, VCD, DVD, dan lain sebagainya. Menurut Romiszowski (dalam Naidu, 2006), ada 4 pola dalam penggunaan E-Learning, yaitu :
1)      Individualized self-paced E-Learning online
Individu belajar mandiri secara online melalui internet maupun intranet. Contohnya, seorang siswa mencari informasi melalui searching di google.
2)    Individualized self-paced E-Learning offline
Individu menggunakan perangkat elektronik seperti komputer atau database namun tidak terkoneksi secara online (offline). Contohnya, seorang siswa mempelajari materi belajar melalui hard drive, CD atau DVD pembelajaran.
3)     Group-based E-Learning synchronously
Sekelompok siswa belajar dalam waktu yang bersamaan dan saling berkomunikasi secara langsung dengan menggunakan internet atau intranet. Contohnya, sekelompok siswa saling mendiskusikan tugasnya melalui chatting,  videoconference atau audio-videoconference.
4)    Group-based E-Learning asynchronously
Sekelompok siswa belajar berasama dan saling berkomunikasi melaului intranet atau internet namun tidak secara langsung (ada jeda waktu). Contohnya, sekelompok siswa saling berdiskusi tentang tugas melalui email.

            Berdasarkan definisi E-Learning, Portal Rumah Belajar termasuk dalam bentuk pembelajaran E-Learning, karena untuk mengakses Portal Rumah Belajar kita harus menggunakan komputer yang terhubung dengan internet atau intranet. E-learning pada portal rumah belajar ini memungkinkan siswa dan guru belajar tanpa batas waktu dan tempat. Pada Portal Rumah Belajar, guru dan siswa dapat memanfaatkan berbagai fitur antara lain rancangan pelaksanaan pembelajaran, katalog media, bahan ajar interaktif, aktivitas belajar, dan fitur bank soal. Fitur-fitur ini disediakan untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK dan PT.
Disetiap jenjang pendidikan, kecuali SD/MI tersedia forum siswa dan forum guru yang masuk dalam fitur aktivitas belajar. Jika kita lihat beradasarkan pola E-Learning menurut Romiszowski, forum siswa dan guru ini merupakan contoh dari pola Group-based E-Learning synchronously maupun asynchronously, karena diskusi dalam forum dapat terjadi secara lansung (synchronously) dan tidak lansung atau ada jedah waktu (asynchronously). Jika kita lihat dari istilah “forum”, pastinya furum ini dibentuk agar terjadi diskusi antara siswa dan antara guru diseluruh Indonesia. Harapan kita, tentunya fitur yang terseda ini dapat membangun komunikasi yang efektik dan bermanfaat bagi seluruh siswa dan guru, tidak hanya memjadi forum yang hanya sebatas pada tulisan, bahkan gosib, tetapi dapat menjadi inspirasi bagi siswa dan guru dalam proses pendidikan. Selain forum, ada beberapa sub fitur yang terdapat dalam fitur aktivitas belajar, yaitu kelas maya dan bimbingan belajar.
            Berbeda dengan  fitur aktivitas belajar, 4 fitur lainnya merupakan cohtoh dari pola Individualized self-paced E-Learning online maupun offline. Individualized self-paced E-Learning online ini terjadi ketika siswa atau guru membuka situs portal rumah belajar secara sendiri, dan melihat fitur-fitur beserta muatan yang terdapat dalam fitur sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan, Informasi Individualized self-paced E-Learning offline hanya bisa terjadi ketika siswa atau guru sebelumnya telah mendownload atau menyimpan bahan yang ada pada portal rumah belajar di hard disk atau flash disk yang dimiliki.

Plus & Minus Portal Rumah Belajar
            Pada dasarnya Portal Rumah Belajar ini merupakan gebrakan yang cukup bagus dan banyak manfaatnya bagi siswa dan guru. Dengan berbagai fitur yang sangat mendukung proses belajar mengajar dapat di akses dari portal ini. Menurut saya akan rugi apabila siswa dan guru tidak memamfaatkan portal rumah belajar ini dengan efektif. Selain itu, portal ini dikemas sebagai situs integratif dari berbagai situs belajar online yang telah ada sebelumnya, seperti BSE dan bimbingan online yang menjadi bagian dari salah satu fitur yang pada portal rumah belajar. Adanya fasilitas pembelajaran ini diharapkan kualitas pendidikan meningkat dan kesempatan belajar juga semakin terbuka. Nah, untuk mengetahui secara pasti apa-apa saja fitur dan manfaat yang akan di peroleh dari portal rumah belajar ini silahkan buka situs ini (http://belajar.kemdiknas.go.id/) sekarang juga!
            Bak pepatah “ tidak ada gading yang tak rusak”, portal rumah belajar ini tentunya juga memiliki kekurangan yang mungkin besifat subjektif, tergantung induvidu yang melihatnya. Sampai saat ini, muatan yang terdapat dalam portal rumah belajar belum banyak, bahkan ada beberapa fitur yang masih belum memiliki isi. Hal ini masih dapat kita maklumi karena portal ini masih baru dirintis. Namun, diluar masih kurangnya muatan pendidikan yang terdapat dalam portal rumah belajar ini, yang akan menjadi kendala dalam efektifitas portal rumah belajar ini adalah layanan internet, sumberdaya manusia yang menggunakannya, sosialisasi kepada masyarakat dan pengontrolan.

Tujuan dari portal rumah belajar ini tentunya tidak akan tercapai ketika masyarakat tidak memiliki akses internet, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan. Jika akses untuk internet tidak disediakan, tentukan portal ini hanya dapat diakses bagi mereka yang tinggal diperkotaan atau bagi mereka yang memiliki uang untuk ke warnet. Selain itu, sumberdaya manusia yang menggunakan portal ini juga sangat mempengaruhi. Portal dengan fitur yang canggih dan bagus sekalipun jika manusia yang menggunakannya tidak memiliki SDM yang baik, pastinya portal ini tidak akan bermanfaat untuk memejukan pendidikan. Disisi lain, ketika siswa dan guru memiliki SDM yang bagus dan akses internet, namun mereka tidak tahu keberadaan portal ini, tentu saja hasil nol besar. Untuk itu sosialisasi dari pihak kementerian pendidikan nasional  tentang portal rumah belajar akan menjadi penting. Hal lain yang juga penting dalam mencapai tujuan dibentuknya rumah belajar ini adalah pengontrolan. Ketika portal ini tidak berjalan efektif sesuai tujuan, setiap siswa atau guru mengeluarkan pendapat dan berbicara bebas seperti gosip dan hal-hal yang tidak relevan dengan pendidikan, maka portal rumah belajar ini juga tidak akan dapat menjadi solusi belajar tanpa batas waktu dan tempat bagi siswa dan guru. Untuk itu, marilah sama-sama kita berbenah dan memanfaatkan portal rumah belajar ini dengan efektif. 

Sumber:
Naidu, Som. 2006. E-Learning : A Guidebook of Principles , Procedures, and Practices. New Delhi : Commonwealth Educational Media Center for Asia


Kamis, 17 November 2011

Langkah Awal, "Mengajar dan Belajar Kreatif"

Jodoh, rezeki, pertemuan dan perpisahan memang sesuatu yang berada diluar kontrol individu. Tak pernah terpikirkan sebelumnya, bahwa kami (MPP Pendidikan F. Psikologi USU) akan diminta untuk mengajar  12 orang mahasiswa matakuliah kreativitas. Pertama kali membaca sms dari dosen pengampuh kreativitas, yang terbayang adalah kami mengikuti perkuliahan, duduk bersama dengan mahasiswa S1 dan palingan akan dikasih tugas seperti menganalisis manajemen kelas, iklim kelas dsb. Namun, banyangan tersebut tinggal bayangan. Kami ternyata diminta untuk menggantikan dosen pengampuh sebagai salah satu tugas kami pada mata kuliah pendidikan kontekstual. 

 Kontak, kami kaget. Ngak tau mau senang atau ngak, namun pada dasarnya itu merupakan tambahan tugas lagi.Akan tetapi, pada sisi lain, itu merupakan tantangan bagi kami, terutama bagi saya. Ada rasa ingin menampilkan yang terbaik, agar tidak malu-maluin. Namun, karena kami terdiri dari empat wanita cantik, imut dan punya banyak ide, akhirnya kesepakatan untuk mengelolah dan membawakan materi pun sulit dicapai. Meskipun demikian, segala sesuatu pasti akan berakhir, kami pun menemukan titik terang. Kami berusaha memberikan materi denegan cara yang berbeda dan efektif.


Akhirnya, tibalah waktu bagi kami untuk masuk kelas memberikan materi tentang Model Belajar Mengajar Kreatif. Saya mendapatkan bagian sebagai pengantar materi. Dan anehnya, saya merasa nyaman saja, tidak ada grogi yang terlalu kentara. Waktu terus berjalan, dan proses belajar mengajar dapat berjalan lumayan lancar. Dari pengalaman menjadi dosen pengganti, banyak hal yang saya dapatkan. Tidak hanya mengajar, namun saya juga belajar dari proses mengajar tersebut. Pelajaran yang saya peroleh adalah:

1. Untuk membuat kelas yang aktif dan dinamis itu tidak gampang. Keakraban, kedinamisan dan keaktifan baru terlihat ketika Games diadakan.
2. Butuh waktu dan proses untuk mendapatkan chemistry antara dosen dan siswa.
3. Mahasiswa lebih memperhatikan/fokus ketika ada iming-iming bahwa mereka akan dievaluasi (quis)
4. Diperlukan koordinasi yang baik ketika pengajar lebih dari satu.
5. Lebih gampang mengajar ketika kita memiliki otonomi sendiri (mengajar sendiri).
6. dll

Diluar itu semua, sesuatu hal yang paling sulit digambarkan adalah rasa senang dan gembira saat teman-teman mahasiswa S1 dapat menerima kami dengan baik. Merasa berarti, karena dapat memberikan sesuatu bagi mereka, meskipun itu sesuatu hal yang sederhana. dan banyak lagi hal lain yang sulit untuk diungkapkan. yang pastinya bahwa "pengalaman adalah guru yang paling berharga dan sulit untuk dilupakan".

Senin, 07 November 2011

Habis Gelap Terang Tak Kunjung Datang


Pada abab 21 ini tidak heran jika kita melihat wanita bekerja lebih dari 12 jam dan melakukan berbagai aktifitas diluar rumah. Fitrah sebagai ibu rumah tangga tidak lagi menajadi belenggu bagi mereka untuk eksis dan berkompetisi diluar. Banyak dari mereka berkeyakinan dapat menjadi istri dan ibu yang baik sekaligus wanita karir yang sukses. Namun sebaliknya, keyakinan ini sangat susah untuk terwujud dengan segala keterbatasan wanita sebagai manusia biasa. Disisi lain, sebagian dari mereka dapat dikatakan tidak lagi menjalankan fitrahnya sebagai seorang istri bagi suami, ibu bagi anak-anaknya, dan ibu rumah tangga bagi keluarganya.
            Sangat miris memang melihat perkembangan kesetaraan gender yang di agung-agungkan oleh sebagian besar wanita di Indonesia sekarang ini. Perlawanan terhadap peran gender trasdisional diperlihatkan dengan  keinginan tinggi untuk maju, mengembangkan karir, dan memiliki peran diluar rumah, membuat sebagian besar wanita melupakan hakekatnya sebagai seorang wanita yang sampai kapanpun tidak akan bisa mengubah kodratnya sama atau setara dengan laki-laki. Akibatnya, tidak jarang dewasa ini kita melihat wanita merokok ditempat umum, bahkan terkadang bersama suaminya, menitipkan anak ditempat penitipan atau pembantu, memperlakukan suami sebagai pembantu, bergaul dengan bebas dan sebagainya. Dimanakah norma timur yang selama ini kita banggakan? Apakah persamaan gender membuat wanita tidak memiliki rasa malu lagi? Bagaimanakah nasib anak mereka? Akankah menjadi anak yang bermoral, beragama, beradap dan sukses? Dan masih banyak pertanyaan dalam hati saya yang selalu berkecambuk menyaksikan sandiwara wanita zaman ini. Padahal hampir semua orang tahu bahwa orang tua, apalagi ibu merupakan model utama bagi anak dalam pembentukan perilakunya. Jikalau seorang ibu menghisap merokok didepan anaknya, tidak heran jika anak akan menghisap ganja dan sebagainya. Jika anak diasuh oleh pembantu, sangat mungkin anak akan memiliki perilaku seperti pembantu.
            Sebagian dari kita setuju bahwa discrepancy peran gender kultural antara wanita dan laki-laki merupakan hasil dari boomingnya emansipasi wanita yang lepas dari tapal batasnya. Satu lirik lagu yang merepresentasikan sebagian sosok wanita sekarang dan lagu ini menjadi Sound Track salah satu film di Indonesia. Ini penggalannya:

            Emansipasi wanita perlu di dalam pembangunan
            Emansipasi wanita jangan sampai keterlaluan
            Emansipasi wanita jangan melawan takdir Tuhan
            Ini bencana
Majulah wanita, giatlah bekerja
Namun jangan lupa tugasmu utama
Apa pun dirimu
Namun kau adalah ibu rumah tangga
            Kalau wanita juga sibuk bekerja
            Rumah tangga kehilangan ratunya
            Kalau wanita juga sibuk bekerja
            Anak-anak kehilangan pembina
Bukan salah remaja kalau mereka binal
Bukan salah mereka kalau tidak bermoral
Bukan hanya makanan, bukan hanya pakaian
Yang lebih dibutuhkan cinta dan kasih sayang

            Mendengar lagu ini pertama kalinya, saya terdiam, teringat pertanyaan salah seorang Guruh Besar Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. “Tahukah kalian apa yang membuat remaja zaman sekarang mudah percaya sama orang yang tidak dikenal dan menghilang dari rumah?” Kami terdiam. Beliau menjawab “ini semua akibat kurangnya attachment(kelekatan) orang tua terutama ibu terhadaap anaknya, sehingga mereka kekurangan sentuhan, perhatian dan kasih sayang  dan mencarinya luar rumah.” Jika menilik kebelakang, hal ini dapat menjadi fakta yang ada zaman sekarang. Salah satu contoh faktual yang  marak dimedia massa saat ini adalah laporan orang tua yang menyatakan anak mereka kabur dari rumah sama orang yang baru dikenal lewat jejaring sosial. Apakah ini produk dari kesetaraan gender yang kehilangan filternya? Iya, attachment pertama kali terbentuk ketika anak baru lahir, dimana ibu menyusui, memeluk, menggendong dan memberikan sentuhan-sentuhan kasih sayang lainnya. Attcahment ini sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak. Jika seorang ibu sibuk bekerja diluar rumah maka anak kehilangan attachment dan mengembangkan unsecure attachment, dimana anak tidak memiliki kepercayaan terhadap orang tuanya, merasa diabaikan dan self-esteem yang rendah. Kompensasi dari unsecure attachment dimasa remaja membuat anak menjadi haus kasih sayang dan perhatian. Anak mulai mencari apa yang tidak didapatkannya di rumah dalam pergaulannya.
            Sedih memang, namun inilah kenyataan. Beberapa tahun terakhir, moral remaja semakin menurun, kenakalan remaja meningkat, pergaulan bebas merajalela, sek pranikah bukan lagi menjadi hal yang tabu,  pernikahan karena marriage by accident menjadi sesuatu yang lazim, rokok dan substance yang lainnya dianggap teman serta prestasi menjadi hal yang tidak penting lagi. Mengapa hal ini bisa terjadi? Sulit memang untuk dijelaskan secara pasti, namun saya berasumsi hal ini tidak terlepas dari dampak emansipasi wanita yang kebablasan sekarang ini.

Emansipasi Wanita
            Emansipasi berasal dari bahasa latin "emancipatio" yang artinya pembebasan dari tangan kekuasaan. Di zaman Romawi dulu, membebaskan seorang anak yang belum dewasa dari kekuasaan orang tua, sama halnya dengan mengangkat hak dan derajatnya. Sejak abad ke-14 emansipasi wanita diartikan sebagai kesamaan hak dan kebebasan seperti halnya hak kaum laki-laki. Para penyeru emansipasi wanita mengingikan agar para wanita disejajarkan dengan kaum pria disegala bidang kehidupan, baik dalam pendidikan, pekerjaan, perekonomian maupun pemerintahan.
            Di indonesia emansipasi wanita identik dengan perjuangan R.A Kartini untuk memperoleh kesetaran hak dengan kaum pria. Pemikiran ini terwujud atas pemberontakan Kartini terhadap penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki tak dikenal, dan harus bersedia dimadu. Perlawanan ini dituangkanya dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, diterjemahan Armijn Pane (Balai Pustaka, 1982).
            Dari tulisan dan surat-suratnya, Kartini bukanlah pejuang emansipasi wanita (kesetaraan gender) seperti yang sekarang didengungkan oleh para feminisme karena ternyata yang diperjuangkan oleh Kartini sangatlah luhur bukan kesetaraan gender semata tapi lebih pada hak-hak wanita yang pada saat itu terabaikan. Kartini memiliki cita-cita yang luhur, yaitu mengubah masyarakat khususnya perempuan yang tidak mendapatkan hak pendidikan juga untuk melepaskan diri dari hukum yang tidak adil dan paham-paham materialisme, untuk kemudian beralih ke keadaan ketika kaum perempuan mendapatkan hak dan dalam menjalankan kewajibannya.
            Saat ini, perlu diwaspadai banyak wanita menuntut kesamaan hak dengan pria, kesamaan untuk berkompetisi dalam dunia liberal dan terbebas dari ikatan kultural. Dengan dalil mendobrak streotip bias gender kaum wanita dengan mengusung gerakan emansipasi. Apakah ini emansipasi wanita yang diperjuangkan Kartini? Apakah Kartini hanya menjadi tameng bagi wanita yang mencintai kebebasan? Satu hal yang perlu diingat bahwa konsep emansipasi gagasan Kartini sangat bertolak belakang dengan konsep emansipasi kaum wanita yang digombar-gambirkan sekarang ini. Bukan lagi “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang menjadi makna dari emansipasi wanita hari ini, namun “Habis Gelap Terang Tak Kunjung Datang”. Dari generasi ke generasi Indonesia kehilangan norma-norma ketimurannya. Moral semakin menipis. Banyak wanita yang memperbudak dan tidak menghaargaai suaminya. Agama tidak lagi menjadi panutan dalam menjalani hidup. Jikalaulah Kartini hidup kembali hari ini, maka tangisan tak akan terbendung dan Kartinilah yang akan menentang gerang gerakan emansipasi wanita sekarang ini.

Pesan untuk wanita
  • Ingatlah kodratmu sebagai wanita yaitu menstruasi, mengandung (hamil), melahirkan dan menyusui.
  • Sebagai wanita selayaknya bersyukur tapi jangan kebablasan seperti kondisi wanita saat ini yang serba bebas tanpa mengenal batasan-batasan.
  • Jadilah istri/ibu yang baik dan penuh kasih sayang pada anak dan suami. Kasih sayang, perhatian dan kebersamaan merupakan kunci kesuksesan seorang anak.
  • Anak replika kecil dari orang tuanya.
  • Jangan hanya memandang kesuksesan hanya dengan materi dan kepuasan sesaat dari sudut padangmu, tapi cobalah lihat dari kacamata anak dan suamimu.
  • Cintai anak dengan tidak mengabaikan dan menzaliminya secara emosional.

            Sehingga sebuah harapan untuk hari kartini tahun ini dapat diperingati sebagai titik balik membenahi kepingaan-kepingan kaca yang akan melukai generasi muda agar tidak terinjak, namun mengumpulkan dan menjadikannya sebuah hiasan dalam vas kaca yang bening. Generasi muda merupakan hasil dari apa yang didperbuat oleh generasi sebelumnya. Wahai wanita, surga dibawah telapak kakimu, kecantikanmu menghiasi dunia, kelembutanmu bagai semilir angin dipantai, dan anakmu tonggak keberhasilanmu. Janganlah engkau merusaknya dan kembalilah kefitrahmu‼!